SOP Tune Up Auto Service
Standard Operation Prosedur Engine Tune-Up
Tujuan:
- Dapat memahami dan melaksanakan setiap item pekerjaan didalam SOP Engine Tune Up
- Dapat melaksanakan pekerjaan engine tune dengan baik dan benar sesuai dengan langkah kerja yang terdapat didalam SOP Engine Tune up
Pengetahuan & Keterampilan yang diperlukan:
- Memahami dasar konstruksi mesin
- Memahami fungsi dan terampil dalam melaksanakan perawatan sistem pelumasan mesin
- Memahami fungsi dan terampil dalam melaksanakan perawatan sistem pendingin mesin
- Memahami fungsi dan terampil dalam melaksanakan perawatan sistem bahan bakar
- Memahami fungsi dan terampil dalam melaksanakan perawatan sistem pengapian
- Memahami dasar kelistrikan dan terampil dalam melaksanakan perawatan battery
- Memiliki pengetahuan dasar tentang minyak rem
- Memiliki pengetahuan dasar tentang minyak power steering
- Memiliki pengetahuan dasar tentang sistem pemindah daya
- Memiliki pengetahuan dasar tentang engine management system
- Memahami fungsi dan terampil dalam menggunakan scan tool
- Memiliki pengetahuan dan terampil dalam melaksanakan pemeriksaan emisi gas buang.
Persiapan :
- Membaca WO
- Pasang Pelindung Kendaraan (Fender Cover, dll)
Pelaksanaan SOP
1. Check Fault Code (Sebelum)
Pada mobil dengan sistem injeksi bensin dan diesel tipe Common Rail, sebelum melakukan tune-up harus dilakukan pemeriksaan sistem terlebih dahulu.
Agar kita tahu kondisi awal sebelum mobil dikerjakan. Apabila ada masalah (fault) kita tahu penyakitnya. Apabila tidak ada masalah (No Fault) langsung mengerjakan pekerjaan Tune Up selanjutnya
Selanjutnya jika kita menemukan fault code, sebaiknya dicetak atau di catat di belakang WO.
2. Kondisi & Kapasitas Oli Mesin
Untuk memeriksa kapasitas oli mesin, siapkan lap kain dan pastikan mobil dalam keadaan rata (tidak miring, tidak sedang didongkrak)
Cabut dip stick dan lap terlebih dahulu. Selanjutnya masukkan kembali dan cabut dip stick. Lihat apakah oli cukup yaitu diantara F (Full) dan L (low). Dan lihat apakah kondisi pelumas masih bagus (tidak ada tanda-tanda bercampur air, dll)
Ada beberapa kendaraan yang pemeriksaan kapasitas oli tidak melalui dip stick, Check melalui instrumen cluster
3. Kondisi & Kapasitas Air Radiator
Periksa kondisi dan kapasitas air radiator (coolant)
Jika kurang dari batas max, tambahkan air radiatornya.
Tambahkan dengan coolant atau dengan air suling. Jangan menggunakan air ledeng/air tanah karena mengandung mineral /kapur, dll.
Apabila kurangnya banyak, PERIKSA APAKAH ADA KEBOCORAN ATAU TIDAK
4. Periksa Kondisi Tutup Radiator
Periksa secara visual ada kerusakan atau tidak. Periksa kondisi seal penyekatnya, jika sudah mengeras atau retak-retak, ganti tutup radiator dengan yang baru.
Perlu diketahui bahwa di tutup radiator terdapat vacuum valve dan pressure valve. (bisa dipelajari di cooling system). Apabila terjadi kerusakan maka secara fungsi cooling system dapat terganggu.
5. Kondisi terminal dan air accu
Periksa kondisi terminal baterai
Terkadang terminal baterai mengalami korosi (berwarna keputih-putihan) hal ini dapat menjadikan resistan/tahanan arus dari baterai. Untuk membersihkannya dapat disiram dengan air hangat.
Periksa juga apakah pemasangan terminal baterai sudah tepat. Pas duduknya dan tidak miring. Apabila kurang pas seperti gambar diatas, perbaiki.
Periksa juga jumlah air baterai. apakah cukup atau tidak (diantara full dan low). Untuk baterai MF (maintenance free) cukup dilihat dari magic eye
6. Periksa kondisi dan kapasitas minyak rem.
Jika kurang dari batas max tambahkan, tapi kalau sudah kotor atau warnanya sudah keruh, diperkenankan untuk diganti.
Note :
- Lihat di tutup botol / buku manual untuk spesifikasi minyak rem (DOT 3/ DOT 4)
- Jangan campur minyak rem satu dengan yang lain
- Apabila minyak rem menetes di bodi kendaraan (pada saat menambahkan) segera basuh dengan air. Karena minyak rem dapat merusak cat bodi kendaraan
7. Kondisi & kapasitas minyak kopling
Cara pemeriksaan sama seperti memeriksa minyak rem
8. Kondisi & Kapasitas minyak power steering
Untuk kendaraan dengan hydraulic power steering, periksa apakah minyak power steering cukup. Jika kurang tambahkan dengan ATF yang sudah ditentukan sesuai merek dan tipe kendaraan.
Jika mobil menggunakan EPS (Electric Power Steering) maka tidak perlu dilakukan pengecekan dan beri tanda (-) pada check list
9. Memeriksa kondisi v-belt+tensioner
Periksa v-belt, jika terdapat retak-retak dan sobek-sobek ganti dengan v-belt yang baru, dan periksa juga ketegangannya, jika kendur, setel tegangan v-belt sesuai spesifikasi.
Untuk beberapa model, sudah menggunakan tensioner otomatis, jadi tidak perlu dilakukan penyetelan.Apabila kendor, mungkin sudah perlu dilakukan penggantian
10. Periksa Saringan Udara
Bersihkan saringan udara, semprot menggunakan air gun, jika sudah kotor, ganti dengan yang baru.
11. Periksa Saringan bahan bakar
Ganti saringan bahan bakar setiap 10.000 km atau 40.000 km atau 60.000 km tergantung tipe kendaraanya
12. Saluran bahan bakar
Periksa saluran bahan bakar, jika terdapat kebocoran pada pipa bahan bakar, selang-selang, klem selang, perbaiki atau ganti dengan yang baru.
13. Periksa Busi
Buka semua busi, bersihkan atau ganti baru dengan tipe busi yang sama.
CATATAN:
- Periksa celah (gap) busi sesuai spesifikasi, karena hal ini ikut menentukan kualitas percikan api yang dihasilkan oleh busi untuk pembakaran didalam mesin.
- Periksa apakah ada gejala kerusakan yang lebih besar pada mesin, seperi air/oli masuk kedalam ruang bakar. Jika ya, investigasi lebih lanjut.
Untuk mobil diesel isi check list dengan (-)
14. Periksa Kabel busi
Pemeriksaan ini dilakukan pada mobil injeksi yang masih menggunakan distributor.
Periksa menggunakan AVO meter, dan ukur tahanannya. Di beberapa kabel busi, untuk spesifikasi tercantum pada isolator kabel. Contoh di mobil mercedes tertulis max 10 kΩ
Untuk mobil diesel dan tipe pengapian COP(Coil On Plug) isi check list dengan (-)
15. Periksa Tutup Distributor & Rotor
Pemeriksaan ini dilakukan pada mobil injeksi yang masih menggunakan distributor.
Bersihkan rotor dan terminal tutup distributor
Untuk mobil diesel dan tipe pengapian COP(Coil On Plug) isi check list dengan (-)
16. Periksa Dwell Angle
Untuk kendaraan yang masih menggunakan pengapian konvensional (platina), ukur besarnya sudut dwell (sudut menutupnya platina) harus sesuai spesifikasi.
Untuk mobil diesel dan tipe pengapian COP(Coil On Plug) isi check list dengan (-).
17. Penyetelan Celah Katup (bila perlu)
Setiap mesin memiliki celah katup yang spesifik. Dalam kondisi normal celah katup tidak perlu disetel.
Pemeriksaan atau penyetelan diperlukan bila terjadi masalah, seperti: mesin bunyi kasar, mesin kurang tenaga yang diakibatkan oleh nilai kompresi yang kecil, dll.
Sampai saat ini, tinggal produk honda yang menyediakan penyetelan katup.
18. Periksa Kemudahan Start
Hidupkan mesin dan perhatikan, apakah mesin dapat hidup sesaat setelah kunci kontak diputar ke posisi ON. Jika mesin baru dapat hidup setelah beberapa lama motor starter berputar, periksa kemungkinan penyebabnya atau lanjutkan ke langkah troubleshooting.
PERHATIAN!
Sebelum menghidupkan mesin, patikan:
- Untuk kendaraan tipe M/T: Tongkat transmisi pada posisi NETRAL, tarik rem tangan / rem parkir.
- Untuk kendaraan tipe A/T: Tongkat transmisi pada posisi (P) PARKIR, tarik rem tangan / rem parkir.
- Putar kunci kontak ke posisi ON, pastikan semua lampu indikator bekerja/menyala dengan terang dan jelas. Jika terdapat lampu indikator yang mati, perbaiki terlebih dahulu.
19. Periksa Timing Pengapian
Pada kendaraan tipe konvisional, periksa timing pengapian menggunakan timing light. Jika timing pengapian diluar spesifikasinya,kendurkan baut distributor dan putar distributor hingga timing pengapian yang ditentukan dicapai.
Pada kendaraan yang menggunakan engine management sistem, periksa timing pengapian menggunalkan scan tool. Jika timing pengapian diluar spesifikasinya, lanjutkan dengan langkah troublrshhoting.
20. Periksa Putaran idle
Putaran idlle umumnya di 800 rpm. Untuk lebih tepatnya lihat spesifikasi kendaraan
Pemeriksaannya :
- Ketika awal hidup dan masih dingin, putaran mesin harus lebih tinggi dari spesifikasi misalnya 1000 rpm.
- Ketika mesin sudah mencapai suhu kerja maka maka rpm harus sesuai spesifikasi misalnya 800 rpm
- Ketika AC dinyalakan/ lampu/ power steering diputar maka rpm idle harus naik misalnya 900 rpm
Note :
Rpm = Rotation per minutes. (Banyaknya Putaran Poros Engkol dalam 1 menit)
21. Periksa Noise pada Pully-pully mesin
Ketika mesin hidup, apakah terdengar suara-suara tidak normal? seperti bunyi v-belt berdecit, bunyi bearing yang mulai rusak
22. Idle up (AC, pasang beban)
Untuk memeriksa idle up dapat dilakukan dengan cara :
- Menyalakan AC apakah rpm naik?
- menyalakan lampu apakah rpm naik?
- Memutar steer apakah rpm naik?
23. Getaran mesin pada body
Ketika mesin hidup, pegang bagian steer dan rasakan apakah ada getaran-getaran yang berasal dari engine mounting rusak. Untuk Mounting Transmisi dengan memasukan tingkat percepatan
24. Respon throttle (Akselerasi)
Injak pedal gas agak cepat, tetapi tidak terlalu full. Apakah kenaikan putaran mesin selaras dengan injakan pedal
25. Cek Fault code (sesudah)
Periksa kembali fault code, untuk memastikan tidak ada masalah pada engine management system.
26. Periksa emisi gas buang
Periksa kondisi emisi gas buang untuk memastikan mesin kendaraan dalam keadaan baik dan laik jalan sesuai dengan peraturan Dinas Lingkungan Hidup daerah setempat.